Eat The Frog Method, Rahasia Belajar Produktif Tanpa Menunda

Posted on

Dalam proses belajar, salah satu tantangan terbesar biasanya bukan pada materi yang sulit. Melainkan pada kecenderungan kita untuk menunda tugas yang terasa lebih berat. Salah satu pendekatan yang cukup menarik sekaligus efektif guna mengatasi masalah tersebut adalah Eat The Frog Method.

Mengenal Apa Itu Eat The Frog Method

Metode Eat The Frog adalah teknik manajemen waktu yang berfokus pada melakukan tugas paling berat atau penting di awal. Istilah “Eat The Frog” sendiri dipopulerkan oleh Brian Tracy melalui bukunya Eat That Frog!.

Ia terinspirasi dari sebuah kutipan yang sering dikaitkan dengan Mark Twain, meskipun sumber pastinya tidak sepenuhnya terkonfirmasi.

Inti dari gagasan tersebut sederhana. Jika seseorang harus memakan seekor katak hidup, maka lakukanlah pertama kali di pagi hari. Sehingga tidak menghabiskan sisa hari dengan rasa cemas menunggu tugas tersebut.

Penggunaan Waktu Efektif di Awal Hari

Dalam konteks belajar, “katak” yang dimaksud adalah tugas atau materi paling menantang, tidak menyenangkan, atau membutuhkan energi mental besar.

Metode ini menekankan bahwa setiap orang memiliki waktu emas ketika otak berada pada kapasitas terbaiknya. Biasanya di pagi hari setelah bangun tidur. Seperti pada penjelasan di YouTube Si Kutu Buku. Dimana sang YouTuber memberikan contoh nyata dari tokoh besar di balik kesuksesan e-commerce Amazon, Jeff Bezos. Bezos senantiasa mengadakan meeting dengan materi kompleks paling awal. Dengan menyelesaikan tugas yang paling berat terlebih dahulu, seseorang akan merasa lebih ringan menjalani sisa aktivitasnya. Ini karena beban mental terbesar sudah terselesaikan.

Selain itu, metodenya membantu meminimalisir penundaan yang sering dipicu oleh rasa takut, malas, atau kecemasan terhadap tugas besar.

Mencoba Metode Eat The Frog

Untuk menerapkan Eat The Frog Method, seseorang perlu terlebih dahulu mengidentifikasi “katak” atau tugas paling penting terlebih dulu.

Ini bisa berupa membaca bab paling sulit, mengerjakan latihan soal yang menantang, atau menyelesaikan proyek besar dengan konsentrasi tinggi.

Setelah tugas tersebut ditentukan, langkah selanjutnya adalah menjadwalkannya untuk dikerjakan di awal hari. Tentu sebelum menyentuh aktivitas lain yang lebih ringan.

Saat memulai, penting untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, karena metode ini bergantung pada kualitas fokus. Matikan gangguan yang tidak perlu, seperti notifikasi ponsel atau media sosial, sehingga energi mental tidak terbagi.

Mulailah mengerjakan tugas tersebut selama periode waktu tertentu, misalnya 30–60 menit, bergantung pada tingkat kesulitannya. Jika perlu, seseorang dapat menggunakan teknik pendukung seperti metode Pomodoro untuk menjaga konsentrasi selama pengerjaan.

Kunci keberhasilan metode Eat The Frog terletak pada konsistensi. Semakin sering seseorang memulai hari dengan menyelesaikan tugas berat, semakin kuat kebiasaan produktif yang terbentuk.

Selain itu, ada rasa pencapaian yang muncul setelah berhasil “memakan katak”. Maka hasilnya motivasi belajar pada sisa hari biasanya meningkat secara signifikan.

Perbandingan Eat The Frog dengan Metode Lain

Jika dibandingkan dengan metode belajar lain, Eat The Frog memiliki karakteristik khas yang membedakannya.

Jika dibandingkan dengan metode seperti Getting Things Done (GTD), Eat The Frog cenderung lebih sederhana. Ini juga tidak membutuhkan banyak langkah administratif.

Sebaliknya, GTD mengharuskan seseorang untuk mencatat, memilah dan meninjau daftar tugas secara teratur agar semuanya tertata dengan rapi.

Sementara itu, Eat The Frog tidak memerlukan struktur serumit itu. Cukup menentukan satu atau dua tugas paling penting lalu mengerjakannya pertama kali.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa GTD lebih cocok untuk orang yang menangani banyak jenis tugas sekaligus. Sedangkan Eat The Frog lebih efektif untuk mereka yang ingin menghindari penundaan dan menaklukkan tugas-tugas berat yang sering dihindari.

Bila dibandingkan dengan metode belajar lain seperti Time Blocking, Eat The Frog juga memiliki fokus yang lebih tajam. Time Blocking membantu seseorang membagi hari ke dalam blok-blok waktu terjadwal. Tetapi tidak selalu menentukan prioritas berdasarkan tingkat kesulitan.

Dalam Time Blocking, sebuah blok waktu pagi bisa saja diisi dengan tugas ringan. Namun dalam Eat The Frog, waktu terbaik di pagi hari selalu digunakan untuk tugas besar yang membutuhkan konsentrasi penuh.

Dengan melihat berbagai perbandingan tersebut, Eat The Frog Method bisa dianggap sebagai metode yang sangat cocok bagi pelajar. Bahkan juga bagi pekerja yang sering menunda tugas penting dan membutuhkan dorongan untuk memulai hari secara lebih terarah. Metode ini sederhana, mudah diterapkan dan dapat memberikan dampak signifikan terhadap produktivitas jangka panjang.